“Kamu berubah sekarang, nggak
seperti waktu masih PDKT! Dulu aja perhatian, sweet, romantis, pengen ketemu
terus, sekarang aku datang ke tempat kamu eh malah dicuekkin… asyik main game
sendiri!”
Banyak wanita yang mengeluh
kekasihnya berubah setelah beberapa lama menjalani hubungan. Merasa sang pacar
jadi lebih cuek, tidak perhatian lagi, tidak seperti sewaktu PDKT dulu. Bagi
pria yang dangkal, pernyataan ini sepertinya sepele dan biasanya dianggap angin
lalu saja, padahal hal ini bisa menjadi awal dari sebuah permasalahan serius.
Bila nanti akhirnya putus, dijamin sang pria akan menyesal setengah mati telah
mengabaikan keluhan sang wanita waktu mereka masih bersama.
Sebenarnya, ini bukanlah kesalahan
siapapun. Ini hanyalah masalah perbedaan sudut pandang dan kebutuhan antara
pria dan wanita dalam sebuah hubungan. Sebuah masalah yang mudah diatasi,
seandainya kedua belah pihak mau meluangkan waktu untuk saling mengerti.
Pria membutuhkan kestabilan dalam
hubungan. Setelah memiliki kekasih, dia jadi
bisa fokus pada hal lain dalam hidupnya tanpa harus memusingkan lagi urusan
mencari pendamping. Bisa fokus pada kerjaannya, hobinya, bisnisnya, dan tahu
bahwa kekasihnya akan selalu berada di sampingnya. Bagi pria, ketika sedang
berduaan, tidak masalah bila dia asyik bermain game dan pacarnya asyik nonton
DVD sendiri-sendiri. Saling mengerjakan urusan masing-masing. Itu adalah
sebuah kedamaian dan kebahagiaan bagi pria. Itu sudah lebih dari cukup.
Makanya pria terkesan berubah jadi lebih cuek setelah jadian, padahal itu
artinya dia sudah merasa nyaman dan stabil dengan kekasihnya.
Sedangkan di lain pihak, wanita
membutuhkan perhatian yang konsisten. Wanita butuh diperlakukan romantis,
sedikit dicemburui, dirayu, diajak kencan, dipuji, bermesraan, dsb. Apalagi
sewaktu PDKT sang pria sudah melakukan hal itu semua, maka wanita
berekspektasi kekasihnya terus melakukan hal-hal tersebut setelah jadian.
Wanita butuh romance dan drama, dia ingin melihat kekasihnya berusaha
membahagiakan dirinya. Cukup dengan melihat usahanya saja, wanita sudah
bahagia. Karena itu, ketika sedang berduaan, wanita akan mengeluh bila pacarnya
asyik bermain game sendiri tanpa mempedulikannya.
Ketika wanita datang ke rumah
pacarnya dan melihat dia sibuk main game sendiri, wanita akan berpikir: “Aku
sudah jauh-jauh datang ke sini, kok dia malah asyik main game sih? Dia sudah
tidak sayang lagi padaku..” Padahal yang ada di pikiran pria adalah: “Ada kamu
di sini saja, aku sudah senang. Sekarang aku bisa main game dengan bahagia..”
Wanita berpikir: “Kenapa main game
pas ada aku? Masa aku dicuekkin?” Sementara pria berpikir: “Kenapa nungguin aku
main game? Kamu kerjain hal lain aja, nonton DVD atau baca buku kek…”
Setelah
berulang kali mengalami kejadian seperti ini, sang wanita akan mengeluh pada
pria. Lama-lama keluhan berubah menjadi tuntutan. Tanggapan pria biasanya
tersinggung dan membela diri, karena merasa tidak melakukan kesalahan apapun.
Wanita menuduh pria tidak peka dan tidak pengertian, pria menuduh wanita banyak
maunya dan mencari-cari masalah. Akibatnya pertengkaran pun terjadi dan saling
menyalahkan satu sama lain. Hanya karena keduanya tidak mengerti kebutuhan
pasangannya masing-masing, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Dalam kasus
seperti ini, sebenarnya tidak ada yang salah. Yang terjadi hanyalah
kesalahpahaman dan kelalaian untuk saling mengerti. Bila keduanya sudah
mengerti apa yang dibutuhkan pasangannya, maka solusinya menjadi mudah.
Jadi apa
solusinya? Solusinya adalah bernegosiasi. Saling berkompromi dan mencari jalan
tengah yang bisa memenuhi kebutuhan kedua belah pihak. Win-win solution. Semua
happy, semua senang. Manusia adalah mahluk egois, begitupun Anda dan pasangan
Anda. Karena itu penting untuk mencari kesepakatan di mana tidak ada satu pihak
pun yang merasa dirugikan atau terpaksa, karena bila ada yang merasa dirugikan
maka dijamin kesepakatan tersebut tidak akan berlangsung lama.
Contoh
negosiasi yang paling sederhana: mendedikasikan hari-hari tertentu sebagai waktu
bersama yang tidak boleh diganggu gugat, baik oleh hobi, pekerjaan, maupun
gadget dan smartphone. Misalnya hari Sabtu dan Minggu. Pada kedua hari
tersebut, pria tidak boleh main game ataupun mengurus pekerjaannya, dia harus
fokus memberikan perhatian sepenuhnya pada kekasihnya. Menunjukkan usahanya
kembali, mengajaknya kencan, bermesraan, memujinya, merayu, dsb. Sebaliknya,
wanita jangan mengeluh lagi di hari lain bila pria sudah memenuhi janjinya di
hari yang sudah disepakati. Hargai usaha pria dan penuhi janji bagianmu.
Satu hal
yang perlu diingat, sangat penting sekali bagi pria dan wanita untuk tetap
memiliki dunia dan hobinya masing-masing, agar keduanya memiliki waktu
pribadi bagi diri sendiri. Dengan begitu, pria tidak merasa tertekan karena
harus memperhatikan wanita setiap saat, dan wanita pun tidak merasa dicuekin
karena punya kesibukan lain ketika pria asyik dengan hobinya. Inilah tanda
sebuah hubungan yang saling pengertian. (Copy)
Sumber : Kenapa Pria Jadi Berubah Setelah Jadian? - Kelas Cinta
Sumber : Kenapa Pria Jadi Berubah Setelah Jadian? - Kelas Cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda di perlukan Guys.. :)